HeWi foundation control office :

Gubug HeWi foundation
Dsn. Pajangan RT 01 RW 16, Wedomartani, Kec Ngemplak, Kab Sleman.
D.I.Yogyakarta Indonesia
c.p 081578832020 / 085643830602
e-mail : hewifoundation@gmail.com

Jumat, 10 Juli 2015

8 Kesalahan yang Dilakukan Tanpa Disadari Saat Puasa Ramadhan dan Idul Fitri

1. BukBer (Buka Puasa Bersama)
Berbuka puasa bersama-sama memang terasa nikmat, apalagi bila dilakukan dengan orang-orang yang kita kenal baik teman sekantor, teman lama yang jarang bertemu, atau mugkin para sahabat. Memang benar bahwa berbuka bersama dapat menjalin silaturahmi namun terkadang kegiatan berbuka puasa bersama tersebut pada kenyataanya justru malah melalaikan ibadah kita. Semisal jika kita berbuka direstoran, terkadang kita masih menunggu makanan disajikan karena pada jam-jam tersebut pastilah tidak hanya kita yang melakukan buka bersama. Kemudian setelah makanan tersebut disajikan maka kita perlu waktu untuk menyantap makanan tersebut, apalagi saat perut kosong kita tidak bisa makan dengan teburu-buru padahal perlu diingat bahwa durasi untuk salat magrib tidak lebih dari satu jam. Belum lagi bila diselingi dengan mengobrol dan selfi-selfi pasti tanpa disadari tiba-tiba sudah azan salat isya. Dan lebih parahnya lagi sampai tidak ada yang menyadari hal tersebut, malah terkesan cuek. Seiring waktu berjalan kegiatan tersebut belum usai hingga waktu salat isya terlewatkan dan masuk ke salat tarawih. Pastinya hal tersebut akan dilewatkan juga. Apakah tidak sia-sia puasa yang seharusnya kita tutup denga salat magrib, isya, dan tarawih malah hanya digunakan untuk mengobrol ngalor-ngidul.

 

Lalu bagaimana sebaiknya?. Dalam ajaran agama Islam tidak dilarang untuk melakukan buka bersama, malah akan meningkatkan tali silaturahmi, tapi bila dilakukan dengan benar. Semisal lakukanlah buka bersama di masjid, sehingga kita bisa langsung salat magrib. Atau minimal carilah tempat makan yang memiliki musala atau dekat dengan masjid sehingga kita tidak ketinggalan salat magrib. Sebaiknya jangan terlalu banyak orang atau dengan makanan yang tidak terlalu banyak, karena akan menhabiskan waktu hanya untuk makan selain itu makan berat saat berbuka juga kurang baik karena lambung kita belum beradaptasi. Pilihlah makanan yang tidak terlalu mengenyangkan.

2. Belanja Makanan untuk Berbuka
 Sering kita mendengar berita baik di televis maupun koran bahwa kebutuhan akan pangan selama bulan ramadhan meningkat tajam. Jika dipikir-pikir sungguh sangat ironi, bulan ramadhan dimana sebagian besar umat muslim yang merupakan mayoritas penduduk di negara kita menjalankan ibadah puasa yang notabene menahan hawa nafsu terutama makan dan minum, logikanya jika mulai subuh sampai dengan magrib sama sekali tidak makan dan minum maka kebutuhan akan makanan seharusnya berkurang bukan malah sebaliknya. Namun pada kenyataanya justru ketika puasa timbul keinginan untuk memakan berbagai macam makanan untuk berbuka, istilahnya kalap akan makan. Bahkan tak jarang makanan yang diinginkan pun adalah makanan yang dihari-hari biasa tidak tersedia. Walaupun dengan harga yang lebih mahal pun pasti dibeli, terkadang bahkan sering para ibu-ibu sengaja tidak memasak dan memilih membeli lauk yang sudah matang dan sudah barang tentu pengeluaran akan semakin membengkak. Puasa yang notabene membiasakan kita untuk hidup sederhana, merasakan kehidupan orang-orang di bawah kita agar kita tidak menjadi sombong malah menjadi suatu pemborosan. Dan yang lebih parah lagi apabila belanja makanan tersebut terlalu banyak pastilah akan sisa, jika di hari biasa bisa kita makan nanti-nanti tapi dalam hal ini puasa dimana jam makan telah ditentukan. Akhirnya apa? makanan yang masih bersisa ujung-ujungnya berakhir di bak sampah karena tak bisa dikonsumsi lagi jika harus menunggu ketika jam makan datang lagi. Hal tersebut pastilah membuat mubadzir, membuang-buang makanan. 
 
Maka dari itu sebaiknya kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu agar tidak menjadi kalap, lambung kita yang selama lebih dari 12 jam kosong tak akan mampu mencerna makanan dalam jumlah banyak sekaligus. Rata-rata untuk makan berbuka sebaiknya sediakan air minum dan snack sebanyak dua atau tiga potong. Setelah itu istirahatkan lambung sambil kita salat baik magrib sampai isya, sukur-sukur sekalian tarawih. Baru setelah tarawih dilanjutkan dengan makan besar (nasi). Usahakan makan nasi dan lauk jangan mi, roti, apalagi bakso atau yang lainya. Pilihlah menu makanan yang mudah dicerna. Dan usahakan jangan makan lebih dari jam 9. Mengapa? karen durasi lambung mencerna makanan kurang lebih 5 jam, sehingga saat sahur pas lambung kita selesai mencerna. Jika kita makan terlalu malam maka saat sahur lambung masih mencerna dan kita belum akan merasa lapar yang berujung tidak bernafsu untuk sahur. Padahal makan sahur sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan tubuh saat menjalankan ibadah puas.

3. Belanja Kebutuhan Lebaran Khususnya Pakaian
Lebaran selalu identik dengan baju baru baik untuk bersilaturahmi maupun saat salat ied. Bagi sebagian besar orang Indonesia rasanya belum afdol kalau lebaran tanpa baju baru. Dalam ajaran agama Islam tidaklah dilarang untuk membeli baju baru untuk lebaran, namun yang perlu digaris bawahi yaitu waktu untuk membelinya. Biasanya mulai pertengahan bualan ramadhan toko-toko pakaian sudah ramai diserbu pembeli. Nah disinilah terkadang kita lalai, saking asiknya berbelanja sampai-sampai lupa jika jam salat sudah tiba, ditambah lagi apabila toko tersebut tidak menyediakan musala seperti dept.store sehingga mengakibatkan pengunjung enggan untuk mencari tempat untuk salat karena berbagai alasan. Dan yang lebih menyedihkan lagi, ada saja orang yang membatalkan puasa hanya karena tidak kuat menahan haus akibat berbelanja dimana toko penuh sesak dengan orang berbelanja ditambah cuaca yang panas. Batal puasa hanya karena berbelanja! ya..begitulah adanya.


Maka dari itu sebaiknya jika ingin berbelanja untuk keperluan lebaran khusunya pakaian, berbelanjalah sebelum ramadhan tiba, selain lebih santai tanpa perlu berdesak-desakan kita juga tidak perlu kehausan yang ujung-ujungnya batal puasa. Namun jika memang harus berbelanja saat bulan puasa, perhatikan waktunya, jangan berbelanja pada sore hari karena harus berbuka, salat magrib, isya, dan tarawih. Berbelanjalah pada pagi hari, karena tidak ada jam salat kecuali sampai dzuhur, itupun waktunya cukup longgar.

4. Makan Berat saat Berbuka
 Seperti yang telah sedikit disinggung di awal, terkadang kita hanya karena mengikuti keinginan/hawa nafsu inginya ketika berbuka langsung makan dalan jumlah banyak. Memang benar, perut yang sudah lebih dari 12 jam tidak terisi makanan pastilah akan merasa sangat lapar. Tetapi pada dasarnya kita hidup tanpa makan hanya minum saja dapat bertahan sampai tiga hari lamanya, jadi tidak perlu kuatir kalau tidak segera makan akan terjadi apa-apa. Justru lambung yang sebelumnya kosong apabila harus langsung mencerna makanan dalam jumlah banyak maka lambung kita akan kaget, sehingga bukan kenyang yang didapat tetapi rasa tidak nyaman di perut. Dan pada akhirnya akan mengganggu proses ibadah kita.


Sebaiknya ketika berbuka sediakanlah makanan ringan secukupnya jangan terlalu banyak, cukup dua atau tiga potong saja dan yang pasti air minum. Untuk air minum lebih dianjurkan untuk meminum air bening terlebih dahulu tapi jangan dingin, lebih baik yang hangat agar dapat menyesuaikan suhu tubuh sukur-sukur diiukuti dengan makan buah kurma. Hindari minuman sejenis kopi, soda, dan es karena akan menyebabkan perut tidak merasa nyaman.

5. Puasa tapi Tidak Salat 
Puasa tapi tidak salat bagaikan mobil yang tak bermesin, namun itulah kenyataanya. Pada sebagian masyarakat kita sering kita jumpai ada orang yang melaksanakan ibadah puasa namun kita tahu kesehariannya jarang sekali salat bahkan tidak pernah. Ada berbagai motif mereka melakukan hal tersebut. Bisa jadi karena orang-orang di lingkungannya puasa, atau mungkin menganggap puasa lebih penting daripada salat. Padahal dua-duanya adalah kewajiban kita sebagai umat muslim dan akan mendapatkan dosa apabila kita tidak menjalankan keduanya.


Bagi orang-orang seperti itu perlu kesadaran dari dalam diri masing-masing karena mereka melakukan ibadah bukan dari dalam hati atau bukan karena Tuhannya tapi lebih karena pengaruh lingkungan. Bisa dikatakan lebih takut pada manusia daripada Allah SWT.

6. Silahturahmi Keliling Kampung saat Lebaran
Sekilas tidak ada yang salah dengan pernyataan tersebut, namun yang akan dibahas disini bukan mengenai silaturahminya namun lebih pada esensi dari kegiatan silaturahmi keliling kampung tersebut. Pada kenyataan masyarakat kita akan mengunjungi tiap-tiap rumah dimana lingkungan mereka tinggal saat lebaran dengan tujuan bersilaturahmi hanya sekedar datang, salaman, mengucap maaf lahir batin, lalu pergi lagi tanpa sempat duduk menikmati hidangan bahkan bercengkerama dengan orang yang didatangi. Alasanya simpel, masih banyak yang harus dikunjungi. 


Silaturahmi pada hakekatnya adalah mempererat tali persaudaraan, dimana didalamnya terdapat komunikasi antara seseorang dengan orang lainya, dalam hal ini berbincang-bincang. Lalu untuk apa kita berkeliling kampung kalau hanya sekedar menengok suguhan yang ada di tiap-tiap rumah. Alangkah baiknya apabila saat berlebaran ke rumah tetangga menyempatkan untuk berbincang-bincang paling tidak 10 menit, baru kemudian berpamitan. Toh kalau tujuannya hanya bersalaman sudah dilakukan di masjid saat selesai salat ied. Tidak harus semua rumah dikunjungi dalam satu hari tersebut, masih banyak hari-hari lainya dimana kita lebih bebas mengobrol yang justru malah semakin erat tali silaturahminya. 

7. Berbagi Angpau saat Lebaran
Pemberian angpau atau uang saku saat lebaran memang sudah menjadi tradisi yang turun-temurun. Masyarakat berbondong-bondong menukarkan uang pecahan baru untuk dibagikan kepada anak-anak saat lebaran. Namun budaya yang demikian agaknya kurang pas. Mungkin pendapat beberapa orang menyatakan hal tersebut untuk melatih anak-anak agar mau mengunjungi rumah saudara maupun tetangga untuk bersilaturahmi. Tapi pada kenyataanya tidak ada artinya karena anak-anak cenderung hanya ingin mendapatkan uang saku tersebut bukan belajar bersilaturahmi. Hal ini dapat kita lihat saat lebaran dimana anak-anak beramai-ramai berkunjung dari rumah ke rumah hanya sekedar datang , bersalaman, trima uang lalu pulang. Diajalan mereka saling membanding-bandingkan hasil yang didapat dari tiap anak, semakin banyak memperoleh uang saku maka iapun merasa paling hebat. 
 

Alangkah baiknya apabila kita ingin mengajarkan anak-anak kita untuk bersilaturahmi mengenal saudara maupun tetangga dengan cara mengajak mereka bersama kita berkunjung ke tempat saudara maupun tetangga. Disana kita bisa melibatkan anak-anak dalam perbincangan baik dengan saudara maupun tetangga, sehingga anak bisa menjadi lebih mengenal. Bukan dengan cara membiarkan mereka berkeliling kampung sendiri.

8. Salat Ied tapi Tidak Salat Fardu
Parah! mungkin itu kata yang tepat. Tidak sedikit masyarakat kita yang melakukan hal tersebut. Dalam kesehariannya tidak pernah salat namun hanya salat saat idul fitri maupun idul adha. Orang-orang yang demikian biasanya mereka melakukan hanya karena malu atau merasa tidak enak dilihat tetangga. Padahal jika di telaah, salat fardu hukumnya wajib dilaksanakan sedangkan salat idul fitri maupun idul adha hanya sunah artinya boleh dilaksanakan tapi kalau tidak pun tidak apa-apa. Berbeda dengan salat fardu (subuh, dzuhur, ashar, magrib, isya) yang jelas-jelas hukumnya wajib. Apabila tidak dilaksanakan pastilah akan berdosa.

 

Sebaiknya kita benahi dulu salat fardunya baru kita laksanakan yang sunahnya, bukan terbalik. Apabila kita melakukan seperti yang dijelaskan di atas justru malah semakin berat dosa yang kita tanggung. Pertama bahwa kita tidak melaksanakan salat fardu, yang kedua kita melaksanakan salat bukan karena Allah tapi karena tetangga. Ingat, hidup di dunia hanya sementara maka berbuatlah yang sesuai dengan tuntunan agama supaya bekal kita menuju ke alam yang kekal abadi akan semakin banyak.

Demikian 8 Kesalahan yang Dilakukan Tanpa Disadari Saat Puasa Ramadhan dan Idul Fitri, semoga kedepanya kita bisa membenahi diri agar menjadi lebih baik lagi.

Jumat, 03 Juli 2015

Daftar Nama dan Alamat Panti Asuhan di Jakarta

 

Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, maka dari itu sekiranya sangat disayangkan apabila dilewatkan begitu saja. Mari kita tingkatkan amal ibadah kita salah satunya yakni menyantuni anak yatim piatu. Pahala menyantuni anak yatim piatu sangatlah luar biasa apalagi di bulan yang suci ini. Lalu kemanakah sekiranya harus mencari para anak-anak yatim piatu? salah satunya yakni di panti-panti asuhan. Ada banyak bertebaran panti-panti asuhan di Ibukota Jakarta, beberapa yang dapat dihimpun antara lain :

  1. Panti Asuhan Assurur, Jl. Raya Kebon Jeruk Samping Puskesmas Kebon Jeruk No. 26 RT. 009/01, Kebon Jeruk, Jakarta Barat RCTI, Telp: 021-5325419/021-99997609, e-mail: pantiasuhan_assurur@yahoo.co.id, Rek. BCA: 4910046336 A/N Husni Thamrin cq. Santunan yatim.
  2. Panti Asuhan Annur Muhiyam – Jakarta, Jl. Bukit Duri Tanjakan Batu No. 9A Tebet, Jakarta Selatan, Telp: 021-8314622, Fax: 021-8314622, Rek. BRI Cabang Keramat: 033501006930503, Rek. BII Cabang Matraman: 2156375599, keduanya atas nama: Yayasan Annur Muhiyam.
  3. Panti Asuhan Nuruz Zaroh, Jl. Fort Timur No.32 RT.01/010 Kel. Koja, Jakarta Utara, Kode Pos: 14220, Telp: 021-43932951, Rek. BRI: 18601000304309, Rek. BNI: 0008060788, keduanya atas nama: Panti Asuhan Kampung Melayu – Jakarta Jl. Kampung Melayu Kecil II no.21 , Jakarta Selatan Telp : 021-8297111
  4. Panti Asuhan Siti Khadijah Al Kubra  Jl. Syukur Rt. 001/08 Lenteng Agung Jagajarsa Jakarta Selatan 12610 Telp. 7868724 , DKI JAKARTA Panti Asuhan Marhamah Jl. Cipinang Cempedak I No. 11, Jakarta Timur 13340 Telp: 819 5809. 
  5. Panti Asuhan As Salafi Jl. Otista II, Jatinegara Jakarta Timur
  6. Yayasan Nurul Jalal Jl.Warakas V Gang 2 No.81 – Jakut  Up.Bpk.H.Herman (HP : 021 – 93246776)
  7. Panti Asuhan At Taqwa Jl. Dukuh Timur 59, Jakarta Telp. 440-0947 / 440-1550
  8. Panti Asuhan Muhammadiyah Jl. Rukem II / 13, Jakarta Telp. 471-8249
  9. Panti Asuhan Yatim Piatu “Harapan Remaja “ Jl. Tenggiri 37, Jakarta Telp. 489-0170
  10. Panti Asuhan “Nurul Zahroh” Jl. Pord. Timur No. 32 Tanjung Priok Jakarta Utara Telp. 492951
  11. Panti Asuhan “Pusaha 26″ Jl. Raya Cilincing No. 10 Cillincing Tanjung Priok, Jakarta Utara Telp. 440 5282
  12. Panti Asuhan Al Arif Jl. Kalibaru Brt VII/23 Tlp. 4414306
  13. Yayasan AULIA (rehabilitasi anak jalanan) Jl. Sunter Mas Tengah II Blok g/7 Jakarta Utara Tlp 6507551
  14. Taman Si Boncel Jl. Mohamad Kahfi II, Desa Putra, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telp. 727 1014 / 727 0288
  15. Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Nusantara Foundation Jl. Karbela II / 31, Jakarta Telp. 520-2569 / 526 8802
  16. Panti Sosial Bina Karya Bangun Daya 02 Kedoya Jl. Kembangan Raya, Jakarta Telp. 581-4256
  17. Panti Asuhan Annajah Jl. Cileduk Raya 10, Jakarta Telp. 726-1594
  18. Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa I Jl. Kemuning Raya 17, JakartaTelp. 540-1773
  19. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia Jl. Gudang Air 25, Jakarta Telp. 840-4070
  20. Yayasan Khusnul Khatimah Jl. Jati Bening 2 / 1B, Jakarta Telp. 848-2301
  21. Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Jl. KH Mas Mansyur 65, Jakarta Telp. 392-0376 / 314-2924
  22. Panti Sosial Bina Remaja Putra Utama 03 Klender  Jl. KH Maisin 107 Telp. 861-4102
  23. Panti Asuhan Yatim Piatu Putra Nusa Jl. Penjernihan I / 11, Jakarta Telp. 570-4198 / 573-5871 / 572-0068
  24. Yayasan Yatim Piatu “Al-Barkha” Jl. Jatimakmur No. 149 Pondok Gede, Jak-Tim Telp. 846 6121
  25. Panti Asuhan Yayasan Amal Wanita Jl. Laksamana L. RE Martadinata 37- Jakarta Telp. 740-2208
  26. Panti Sosial Asuhan Anak Sosial Anak Tunas Bangsa 01 Jl. Raya Binamarga 79, Jakarta Telp. 844-5651 c/p Ibu Tarsih / Ibu Budi
  27. Santunan Amal Wanita (anak yatim piatu) Jl. Kenanga II No. 75, Jakarta  Telp. 619 3808
  28. Panti Asuhan Nusa Putra Jl. Dukuh Pinggir IX No. 9A Tanah Abang, Jakarta Pusat Telp. 33 4444
  29. Panti Asuhan Putra Nusa Jl. Dukuh Pinggir Gg.IV/9 A Tlp. 3143243
  30. Sana Dharma (anak-anak tuli) Jl. Taman Wijaya Kusuma 3 No. 12 Cilandak – Kebayoran Baru – Jak-Sel Telp. 769 3753
  31. Yayasan “Makna Bhakti” (anak-anak cacat) Jl. Dakota V Kebon Kosong, Kemayoran Jakarta Pusat Telp. 424 9386
  32. Panti Asuhan Tuna Netra “Taman Harapan”  Jl. Dewi Sartika No. 200 Cawang, Jakarta Timur Telp. 8092357
  33. Wisma Tuna Ganda Jl. Raya Jakarta – Bogor Km. 28,5 , Jakarta Telp. 871 0063
  34. Panti Asuhan “Cipayung” Jl. Raya Cipayung Rt. 009 No. 47, Jak-Tim Telp. 840 8652 (Bayi) Telp. 840 8651 (Orang Tua)
  35. Panti Asuhan Putra Setia Jl. Kramat Sentiong 51 Tlp. 3909882
  36. Panti Asuhan Putra Utama I Jl. Dewi Sartika 200 Tlp. 9093687
  37. Panti Asuhan Randhatui Hikmah Jl. Mawar 33 Tlp. 7378050
  38. Panti Asuhan Rawinala Inerbang Raya 38 Tlp. 8090407
  39. Panti Asuhan Remaja Putri Parartasih Jl.Jatinegara Barat 122, Jakarta 13320 Tlp. 8514938
  40. Panti Asuhan Siti Khadijah Ai Qubra Jl. Sjukur Rt.001/08 Tlp. 7868724
  41. Panti Asuhan Sos Desa Taruma Jl. Jambore Rayaubur Rt.08/07 Tlp. 8733679
  42. Panti Asuhan Tanjung Barat Jl. Nangka 3 Tlp. 7818451
  43. Panti Asuhan Terbuka Ar-Rohmah Jl. Japos Graha Lestari 1 Tlp. 7338123
  44. Panti Asuhan Desa Putera Srengseng Sawah, Lenteng Agung Jakarta 12072 Tlp. 7271016
  45. Panti Asuhan Darkas Jl. KH. Wahid Hasyim 25 Tlp. 323478
  46. Panti Asuhan Dr. Samuel Budi Melati 8 A Tlp. 5453638-5452989
  47. Panti Asuhan Kampung Melayu Jl. Kamp.Melayu Kecil II/21 Tlp. 8297111
  48. Panti Asuhan Keluarga Aisyiyah Gg. Eretan 45 Tlp. 3147280
  49. Panti Asuhan Madinaturnajah Jl. Rawa Lele 97 Tlp. 74860304
  50. Panti Asuhan Muhammadiyah Jl. Rukam II/13 Tlp. 4718249
  51. Panti Asuhan Murni Jaya Gg. Pepaya I/10 Tlp. 4408904
  52. Panti Asuhan Muslimin Jaya Gg. Rambuta 5 Tlp. 8355372
  53. Panti Asuhan Parartasi Jl. Jatinegara Barat 122 Tlp. 8514936
  54. Panti Asuhan Pendidikan Islam Yatim Piatu Jl. Darul Altorn 13 Tlp. 7666271