SUDAH JATUH MASIH TERTIMPA TANGGA
itulah ungkapan yang cocok bagi para penyandandang disabilitas khususnya
amputasi kaki. Kami atau bahkan semua orang di dunia ini pasti tidak ada yang
ingin mengalami kehilangan kaki atau anggota badan yang lainnya. Tapi takdir
berkata lain, sejatinya kami selalu mengikhlaskan apa yang menjadi kehendakNya.
Namun terkadang ada hal yang dapat mengurangi keikhlasan kami. Salah satu hal
tersebut adalah masih terlalu mahalnya harga peralatan yang seharusnya dapat
membantu kami dalam beraktifitas, semisal kaki palsu.
Harga
alat bantu (kaki palsu) yang terlalu tinggi, menjadikan kaum kami merasa enggan
untuk memakainya dan hanya pasrah dengan keadaan. Perlu diketahui bahwa
rata-rata harga kaki palsu kualitas biasa yaitu Rp 1,5 – Rp 2 juta dengan
jangka waktu pemakaian 2-3 tahun. Coba Anda bayangkan jika ada pengguna kaki
palsu yang baru berusia 20 tahun. Mari kita hitung.
Rata-rata usia manusia 60 tahun.
Sehingga sisa usia tinggal 40
tahun, jika masa penggunaan kaki palsu 3 tahun, maka :
40 thn : 3 = 13,3 dibulatkan
menjadi 13.
Maka ia harus mengganti kaki
palsunya sebanyak 13 kali
Jika dihitung rupiahnya, maka
dana yang harus dikeluarkan yaitu Rp 2.000.000 x 13 = Rp 26.000.000,-
Sebuah angka yang cukup fantastis, terlebih jika bagi orang
yang ekonominya pas-pasan.
Menurut
survey di lapangan, tidak sedikit para penderita amputasi kaki yang hidup dalam
keadaan ekonomi yang pas-pasan. Mereka harus berpikir 2x untuk dapat memiliki
kaki palsu. Perhitungan di atas hanya didasarkan pada harga standar untuk kaki
palsu ukuran lutut ke bawah, bagaimana dengan kaki palsu dengan ukuran sampai
paha? Tentu harganya lebih mahal 2 kali lipat. Belum lagi jika materialnya ada
yang impor, maka harga yang dipatok tentu akan sangat jauh melambung tinggi.
Bahkan ada kaki palsu ukuran sampai paha yang harganya sama dengan harga mobil Avanza baru. Sungguh
sangat ironis, dimana para penyandang disabilitas yang hidupnya sudah menderita
masih ditambah lagi dengan harga alat bantu yang seyogyanya dapat membantu
beraktifitas tapi tak mampu dijangkau karena harga yang mahal.
Maka
kami mengajak saudara-saudara yang bernasib sama tetapi memiliki finansial yang
berkecukupan atau bahkan lebih untuk dapat membantu sesama. Seperti halnya
sebuah ungkapan “Mulailah Dari Diri Sendiri”
kita sesama crew kapal (kaki palsu-red) sebutan untuk pemakai kaki palsu bisa
saling membantu melalui subsidi silang agar saudara-saudara kita yang memiliki
keterbatasan ekonomi dapat memiliki kaki palsu untuk dapat beraktifitas dalam
meningkatkan taraf hidup mereka. Syukur-syukur kami mengetuk para dermawan yang
mau membantu kami dalam melakukan misi peningkatan kesejahteraan bagi para
pengguna kaki palsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar