HeWi foundation control office :

Gubug HeWi foundation
Dsn. Pajangan RT 01 RW 16, Wedomartani, Kec Ngemplak, Kab Sleman.
D.I.Yogyakarta Indonesia
c.p 081578832020 / 085643830602
e-mail : hewifoundation@gmail.com

Rabu, 14 Oktober 2015

Riba Membuat Sengsara

https://andrezyrus.files.wordpress.com/2012/06/riba.jpg 

Riba, sering kita mendengar kata tersebut. Sebagaimana kita ketahui secara umum, riba biasanya dikaitkan dengan hutang piutang. Secara etimologi riba berarti tambahan, baik yang terdapat pada sesuatu atau tambahan tersebut sebagai ganti terhadap sesuatu tersebut, seperti menukar satu dirham dengan dua dirham. Lafadz ini juga digunakan atas segala bentuk jual beli yang diharamkan (Syarh An Nawawi ‘alaa Shahih Muslim 11/8, Fathul Baari 4/312).

Adapun secara terminologi, riba berarti adanya tambahan dalam suatu barang yang khusus dan istilah ini digunakan pada dua bentuk riba, yaitu riba fadl dan riba nasiah (Lihat Al Mughni 6/52, Fathul Qadir 1/294; dinukil dari Ar Ribaa Adraruhu wa Atsaruhu fii Dlauil Kitabi was Sunnah). Al Ustadz Aunur Rofiq Ghufron mengatakan, “Maksud tambahan secara khusus,ialah tambahan yang diharamkan oleh syari’at Islam, baik diperoleh dengan cara penjualan, atau penukaran atau peminjaman yang berkenaan dengan benda riba.” (Majalah As Sunnah edisi 3 tahun VII).
Jadi jelaslah dari penjelasan di atas bahwa riba merupakan tambahan atau kelebihan ketika kita mengembalikan pinjaman yang biasanya berupa uang.

Tak dapat dipungkiri akhir-akhir ini riba semakin melekat dikehidupan masyarakat kita. Tanpa kita sadari kebutuhan manusia yang setiap hari semakin meningkat tetapi tidak didasari dengan pemikiran yang matang membuat sistem riba ini semakin tumbuh subur. Tengoklah disekitar kita, bahkan kita sendiri ketika kita membutuhkan sesuatu baik berupa tempat tinggal, kendaraan, gadget, dsb namun kita tidak memiliki dana yang cukup padahal kebutuhan itu cukup mendesak kita atau masyarakat pada umumnya mengandalkan pinjaman, baik pinjaman di bank maupun perseorangan. Dengan dalih apabila kita membeli kebutuhan tersebut dengan cara menabung akan merugikan kita karena ketika tabungan sudah mencukupi, harga dari barang yang kita butuhkan sudah naik sehingga dana yang seharusnya sudah cukup menjadi kurang, sehingga orang cenderung mengambil jalan pintas dengan meminjam. 

Sebenarnya tidak ada salahnya jika kita meminjam baik barang maupun uang kepada orang lain. Namun yang dipermasalahkan adalah kelebihan yang harus diberikan oleh peminjam kepada orang yang memberikan pinjaman dengan unsur paksaan (dalam hal ini bunga hutang). Semisal jika kita pinjam 1 juta maka harus mengembalikan sebesar 1,1 juta.

Dalam Al-Quran dan As-Sunah sudah dijelaskan tentang riba.

Dalil dari Al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman,

وَحَرَّمَ الرِّبَا
“Dan Allah telah mengharamkan riba.” (Qs. Al Baqarah: 275)

Dalil dari As-Sunnah:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru tulis transaksi riba dan dua orang saksinya. Kedudukan mereka itu semuanya sama.” (HR. Muslim nomor 2995)

Adapun dampak negatif dari riba antara lain :

(1) Riba memberikan dampak negatif bagi akhlak dan jiwa pelakunya. Jika diperhatikan, maka kita akan menemukan bahwa mereka yang berinteraksi dengan riba adalah individu yang secara alami memiliki sifat kikir, dada yang sempit, berhati keras, menyembah harta, tamak akan kemewahan dunia dan sifat-sifat hina lainnya.

(2) Riba merupakan akhlaq dan perbuatan musuh Allah, Yahudi. Allah ta’ala berfirman:

وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil, Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An Nisaa’: 161)

(3) Riba merupakan akhlak kaum jahiliyah. Barang siapa yang melakukannya, maka sungguh dia telah menyamakan dirinya dengan mereka.

(4) Pelaku (baca: pemakan) riba akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak dalam keadaan seperti orang gila. Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)

(5) Seseorang yang bergelut dan berinteraksi dengan riba berarti secara terang-terangan mengumumkan dirinya sebagai penentang Allah dan rasul-Nya dan dirinya layak diperangi oleh Allah dan rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 278-279)
Maka keuntungan apakah yang akan diraih bagi mereka yang telah mengikrarkan dirinya sebagai musuh Allah dan akankah mereka meraih kemenangan jika yang mereka hadapi adalah Allah dan rasul-Nya?!

(6) Memakan riba menunjukkan kelemahan dan lenyapnya takwa dalam diri pelakunya. Hal ini menyebabkan kerugian di dunia dan akhirat. Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ . وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. Ali Imran: 130-132)

(7) Memakan riba menyebabkan pelakunya mendapat laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melaknat pemakan riba, yang memberi riba, juru tulisnya dan kedua saksinya, beliau berkata, “Mereka semua sama saja.” (HR. Muslim: 2995)

(8) Setelah meninggal, pemakan riba akan di adzab dengan berenang di sungai darah sembari mulutnya dilempari dengan bebatuan sehingga dirinya tidak mampu untuk keluar dari sungai tersebut, sebagaimana yang ditunjukkan dalah hadits Samurah radliallahu ‘anhu (HR. Bukhari 3/11 nomor 2085)

(9) Memakan riba merupakan salah satu perbuatan yang dapat menghantarkan kepada kebinasaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!” Para sahabat bertanya, “Apa sajakah perkara tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Syirik, sihir, membunuh jiwa yan diharamkan Allah kecuali dengan cara yang hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan pertempuran dan menuduh wanita mukminah berzina.” (HR. Bukhari nomor 2615, Muslim nomor 89)

(10) Riba merupakan perbuatan maksiat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

لا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An Nuur: 63)

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An Nisaa: 14)

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzaab: 36)

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka Sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS. Al Jin: 23)

(11) Pemakan riba diancam dengan neraka jika tidak bertaubat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah: 275)

(12) Allah tidak akan menerima sedekah yang diperoleh dari riba, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim 2/3 nomor 1014)

(13) Do’a seorang pemakan riba tidak akan terkabul. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan bahwa ada seorang yang bersafar kemudian menengadahkan tangannya ke langit seraya berdo’a, “Ya Rabbi, ya Rabbi!” Akan tetapi makanan dan minumannya berasal dari yang haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan oleh barang yang haram. Maka bagaimana bisa do’anya akan dikabulkan?! (HR. Muslim nomor 1014)

(14) Memakan riba menyebabkan hati membatu dan memasukkan “ar raan” ke dalam hati. Allah ta’ala berfirman,

كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthaffifin: 14)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah di dalam jasad terdapat sepotong daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan. Namun jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Ketahuilah sepotong daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari 1/19 nomor 52, Muslim nomor 1599)

(15) Memakan riba adalah bentuk kezhaliman dan kezhaliman merupakan kegelapan di hari kiamat. Allah ta’ala berfirman,
وَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأبْصَارُ . مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ
“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.” (QS. Ibrahim: 42-43)

(16) Pelaku riba biasanya jarang melakukan berbagai kebajikan, karena dirinya tidak memberikan pinjaman dengan cara yang baik, tidak memperhatikan orang yang kesulitan, tidak pula meringankan kesulitannya bahkan dirinya mempersulit dengan pemberian pinjaman yang disertai tambahan bunga. Padahal Allah telah menerangkan keutamaan seorang yang meringankan kesulitan seorang mukmin, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meringankan satu kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitannya di dunia , maka Allah akan meringankan kesulitan dari berbagai kesulitan yang akan dihadapinya pada hari kiamat kelak. Barangsiapa yang memeri keringanan bagi orang yang kesulitan, maka Allah akan memberi keringanan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menyembunyikan aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (HR. Muslim nomor 2699)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa memperhatikan orang yang ditimpa kesulitan dan menghilangkannya, maka Allah akan menaunginya dalam naungan-Nya.” (HR. Muslim nomor 3006)

(17) Riba melunturkan rasa simpati dan kasih sayang dari diri seseorang. Karena seorang rentenir tidak akan ragu untuk mengambil seluruh harta orang yang berhutang kepadanya. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تنزع الرحمة إلا من شقي
“Tidaklah sifat kasih sayang itu diangkat kecuali dari seorang yang celaka.” (HR. Abu Dawud nomor 4942, Tirmidzi nomor 1923 dan hadits ini dishahihkan oleh al ‘Allamah Al Albani dalam Shahih Tirmidzi, 2/180)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Allah tidak akan menyayangi seseorang yang tidak sayang kepada sesama manusia.” (HR. Bukhari nomor 7376, Muslim nomor 2319)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Orang yang memiliki sifat kasih sayang akan disayangi oleh Ar-Rahman. Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya Dzat yang ada di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud nomor 1941, Tirmidzi nomor 924 dan hadits ini dishahihkan oleh Imam Al Albani dalam Shahih Tirmidzi 2/180)

Jumat, 10 Juli 2015

8 Kesalahan yang Dilakukan Tanpa Disadari Saat Puasa Ramadhan dan Idul Fitri

1. BukBer (Buka Puasa Bersama)
Berbuka puasa bersama-sama memang terasa nikmat, apalagi bila dilakukan dengan orang-orang yang kita kenal baik teman sekantor, teman lama yang jarang bertemu, atau mugkin para sahabat. Memang benar bahwa berbuka bersama dapat menjalin silaturahmi namun terkadang kegiatan berbuka puasa bersama tersebut pada kenyataanya justru malah melalaikan ibadah kita. Semisal jika kita berbuka direstoran, terkadang kita masih menunggu makanan disajikan karena pada jam-jam tersebut pastilah tidak hanya kita yang melakukan buka bersama. Kemudian setelah makanan tersebut disajikan maka kita perlu waktu untuk menyantap makanan tersebut, apalagi saat perut kosong kita tidak bisa makan dengan teburu-buru padahal perlu diingat bahwa durasi untuk salat magrib tidak lebih dari satu jam. Belum lagi bila diselingi dengan mengobrol dan selfi-selfi pasti tanpa disadari tiba-tiba sudah azan salat isya. Dan lebih parahnya lagi sampai tidak ada yang menyadari hal tersebut, malah terkesan cuek. Seiring waktu berjalan kegiatan tersebut belum usai hingga waktu salat isya terlewatkan dan masuk ke salat tarawih. Pastinya hal tersebut akan dilewatkan juga. Apakah tidak sia-sia puasa yang seharusnya kita tutup denga salat magrib, isya, dan tarawih malah hanya digunakan untuk mengobrol ngalor-ngidul.

 

Lalu bagaimana sebaiknya?. Dalam ajaran agama Islam tidak dilarang untuk melakukan buka bersama, malah akan meningkatkan tali silaturahmi, tapi bila dilakukan dengan benar. Semisal lakukanlah buka bersama di masjid, sehingga kita bisa langsung salat magrib. Atau minimal carilah tempat makan yang memiliki musala atau dekat dengan masjid sehingga kita tidak ketinggalan salat magrib. Sebaiknya jangan terlalu banyak orang atau dengan makanan yang tidak terlalu banyak, karena akan menhabiskan waktu hanya untuk makan selain itu makan berat saat berbuka juga kurang baik karena lambung kita belum beradaptasi. Pilihlah makanan yang tidak terlalu mengenyangkan.

2. Belanja Makanan untuk Berbuka
 Sering kita mendengar berita baik di televis maupun koran bahwa kebutuhan akan pangan selama bulan ramadhan meningkat tajam. Jika dipikir-pikir sungguh sangat ironi, bulan ramadhan dimana sebagian besar umat muslim yang merupakan mayoritas penduduk di negara kita menjalankan ibadah puasa yang notabene menahan hawa nafsu terutama makan dan minum, logikanya jika mulai subuh sampai dengan magrib sama sekali tidak makan dan minum maka kebutuhan akan makanan seharusnya berkurang bukan malah sebaliknya. Namun pada kenyataanya justru ketika puasa timbul keinginan untuk memakan berbagai macam makanan untuk berbuka, istilahnya kalap akan makan. Bahkan tak jarang makanan yang diinginkan pun adalah makanan yang dihari-hari biasa tidak tersedia. Walaupun dengan harga yang lebih mahal pun pasti dibeli, terkadang bahkan sering para ibu-ibu sengaja tidak memasak dan memilih membeli lauk yang sudah matang dan sudah barang tentu pengeluaran akan semakin membengkak. Puasa yang notabene membiasakan kita untuk hidup sederhana, merasakan kehidupan orang-orang di bawah kita agar kita tidak menjadi sombong malah menjadi suatu pemborosan. Dan yang lebih parah lagi apabila belanja makanan tersebut terlalu banyak pastilah akan sisa, jika di hari biasa bisa kita makan nanti-nanti tapi dalam hal ini puasa dimana jam makan telah ditentukan. Akhirnya apa? makanan yang masih bersisa ujung-ujungnya berakhir di bak sampah karena tak bisa dikonsumsi lagi jika harus menunggu ketika jam makan datang lagi. Hal tersebut pastilah membuat mubadzir, membuang-buang makanan. 
 
Maka dari itu sebaiknya kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu agar tidak menjadi kalap, lambung kita yang selama lebih dari 12 jam kosong tak akan mampu mencerna makanan dalam jumlah banyak sekaligus. Rata-rata untuk makan berbuka sebaiknya sediakan air minum dan snack sebanyak dua atau tiga potong. Setelah itu istirahatkan lambung sambil kita salat baik magrib sampai isya, sukur-sukur sekalian tarawih. Baru setelah tarawih dilanjutkan dengan makan besar (nasi). Usahakan makan nasi dan lauk jangan mi, roti, apalagi bakso atau yang lainya. Pilihlah menu makanan yang mudah dicerna. Dan usahakan jangan makan lebih dari jam 9. Mengapa? karen durasi lambung mencerna makanan kurang lebih 5 jam, sehingga saat sahur pas lambung kita selesai mencerna. Jika kita makan terlalu malam maka saat sahur lambung masih mencerna dan kita belum akan merasa lapar yang berujung tidak bernafsu untuk sahur. Padahal makan sahur sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan tubuh saat menjalankan ibadah puas.

3. Belanja Kebutuhan Lebaran Khususnya Pakaian
Lebaran selalu identik dengan baju baru baik untuk bersilaturahmi maupun saat salat ied. Bagi sebagian besar orang Indonesia rasanya belum afdol kalau lebaran tanpa baju baru. Dalam ajaran agama Islam tidaklah dilarang untuk membeli baju baru untuk lebaran, namun yang perlu digaris bawahi yaitu waktu untuk membelinya. Biasanya mulai pertengahan bualan ramadhan toko-toko pakaian sudah ramai diserbu pembeli. Nah disinilah terkadang kita lalai, saking asiknya berbelanja sampai-sampai lupa jika jam salat sudah tiba, ditambah lagi apabila toko tersebut tidak menyediakan musala seperti dept.store sehingga mengakibatkan pengunjung enggan untuk mencari tempat untuk salat karena berbagai alasan. Dan yang lebih menyedihkan lagi, ada saja orang yang membatalkan puasa hanya karena tidak kuat menahan haus akibat berbelanja dimana toko penuh sesak dengan orang berbelanja ditambah cuaca yang panas. Batal puasa hanya karena berbelanja! ya..begitulah adanya.


Maka dari itu sebaiknya jika ingin berbelanja untuk keperluan lebaran khusunya pakaian, berbelanjalah sebelum ramadhan tiba, selain lebih santai tanpa perlu berdesak-desakan kita juga tidak perlu kehausan yang ujung-ujungnya batal puasa. Namun jika memang harus berbelanja saat bulan puasa, perhatikan waktunya, jangan berbelanja pada sore hari karena harus berbuka, salat magrib, isya, dan tarawih. Berbelanjalah pada pagi hari, karena tidak ada jam salat kecuali sampai dzuhur, itupun waktunya cukup longgar.

4. Makan Berat saat Berbuka
 Seperti yang telah sedikit disinggung di awal, terkadang kita hanya karena mengikuti keinginan/hawa nafsu inginya ketika berbuka langsung makan dalan jumlah banyak. Memang benar, perut yang sudah lebih dari 12 jam tidak terisi makanan pastilah akan merasa sangat lapar. Tetapi pada dasarnya kita hidup tanpa makan hanya minum saja dapat bertahan sampai tiga hari lamanya, jadi tidak perlu kuatir kalau tidak segera makan akan terjadi apa-apa. Justru lambung yang sebelumnya kosong apabila harus langsung mencerna makanan dalam jumlah banyak maka lambung kita akan kaget, sehingga bukan kenyang yang didapat tetapi rasa tidak nyaman di perut. Dan pada akhirnya akan mengganggu proses ibadah kita.


Sebaiknya ketika berbuka sediakanlah makanan ringan secukupnya jangan terlalu banyak, cukup dua atau tiga potong saja dan yang pasti air minum. Untuk air minum lebih dianjurkan untuk meminum air bening terlebih dahulu tapi jangan dingin, lebih baik yang hangat agar dapat menyesuaikan suhu tubuh sukur-sukur diiukuti dengan makan buah kurma. Hindari minuman sejenis kopi, soda, dan es karena akan menyebabkan perut tidak merasa nyaman.

5. Puasa tapi Tidak Salat 
Puasa tapi tidak salat bagaikan mobil yang tak bermesin, namun itulah kenyataanya. Pada sebagian masyarakat kita sering kita jumpai ada orang yang melaksanakan ibadah puasa namun kita tahu kesehariannya jarang sekali salat bahkan tidak pernah. Ada berbagai motif mereka melakukan hal tersebut. Bisa jadi karena orang-orang di lingkungannya puasa, atau mungkin menganggap puasa lebih penting daripada salat. Padahal dua-duanya adalah kewajiban kita sebagai umat muslim dan akan mendapatkan dosa apabila kita tidak menjalankan keduanya.


Bagi orang-orang seperti itu perlu kesadaran dari dalam diri masing-masing karena mereka melakukan ibadah bukan dari dalam hati atau bukan karena Tuhannya tapi lebih karena pengaruh lingkungan. Bisa dikatakan lebih takut pada manusia daripada Allah SWT.

6. Silahturahmi Keliling Kampung saat Lebaran
Sekilas tidak ada yang salah dengan pernyataan tersebut, namun yang akan dibahas disini bukan mengenai silaturahminya namun lebih pada esensi dari kegiatan silaturahmi keliling kampung tersebut. Pada kenyataan masyarakat kita akan mengunjungi tiap-tiap rumah dimana lingkungan mereka tinggal saat lebaran dengan tujuan bersilaturahmi hanya sekedar datang, salaman, mengucap maaf lahir batin, lalu pergi lagi tanpa sempat duduk menikmati hidangan bahkan bercengkerama dengan orang yang didatangi. Alasanya simpel, masih banyak yang harus dikunjungi. 


Silaturahmi pada hakekatnya adalah mempererat tali persaudaraan, dimana didalamnya terdapat komunikasi antara seseorang dengan orang lainya, dalam hal ini berbincang-bincang. Lalu untuk apa kita berkeliling kampung kalau hanya sekedar menengok suguhan yang ada di tiap-tiap rumah. Alangkah baiknya apabila saat berlebaran ke rumah tetangga menyempatkan untuk berbincang-bincang paling tidak 10 menit, baru kemudian berpamitan. Toh kalau tujuannya hanya bersalaman sudah dilakukan di masjid saat selesai salat ied. Tidak harus semua rumah dikunjungi dalam satu hari tersebut, masih banyak hari-hari lainya dimana kita lebih bebas mengobrol yang justru malah semakin erat tali silaturahminya. 

7. Berbagi Angpau saat Lebaran
Pemberian angpau atau uang saku saat lebaran memang sudah menjadi tradisi yang turun-temurun. Masyarakat berbondong-bondong menukarkan uang pecahan baru untuk dibagikan kepada anak-anak saat lebaran. Namun budaya yang demikian agaknya kurang pas. Mungkin pendapat beberapa orang menyatakan hal tersebut untuk melatih anak-anak agar mau mengunjungi rumah saudara maupun tetangga untuk bersilaturahmi. Tapi pada kenyataanya tidak ada artinya karena anak-anak cenderung hanya ingin mendapatkan uang saku tersebut bukan belajar bersilaturahmi. Hal ini dapat kita lihat saat lebaran dimana anak-anak beramai-ramai berkunjung dari rumah ke rumah hanya sekedar datang , bersalaman, trima uang lalu pulang. Diajalan mereka saling membanding-bandingkan hasil yang didapat dari tiap anak, semakin banyak memperoleh uang saku maka iapun merasa paling hebat. 
 

Alangkah baiknya apabila kita ingin mengajarkan anak-anak kita untuk bersilaturahmi mengenal saudara maupun tetangga dengan cara mengajak mereka bersama kita berkunjung ke tempat saudara maupun tetangga. Disana kita bisa melibatkan anak-anak dalam perbincangan baik dengan saudara maupun tetangga, sehingga anak bisa menjadi lebih mengenal. Bukan dengan cara membiarkan mereka berkeliling kampung sendiri.

8. Salat Ied tapi Tidak Salat Fardu
Parah! mungkin itu kata yang tepat. Tidak sedikit masyarakat kita yang melakukan hal tersebut. Dalam kesehariannya tidak pernah salat namun hanya salat saat idul fitri maupun idul adha. Orang-orang yang demikian biasanya mereka melakukan hanya karena malu atau merasa tidak enak dilihat tetangga. Padahal jika di telaah, salat fardu hukumnya wajib dilaksanakan sedangkan salat idul fitri maupun idul adha hanya sunah artinya boleh dilaksanakan tapi kalau tidak pun tidak apa-apa. Berbeda dengan salat fardu (subuh, dzuhur, ashar, magrib, isya) yang jelas-jelas hukumnya wajib. Apabila tidak dilaksanakan pastilah akan berdosa.

 

Sebaiknya kita benahi dulu salat fardunya baru kita laksanakan yang sunahnya, bukan terbalik. Apabila kita melakukan seperti yang dijelaskan di atas justru malah semakin berat dosa yang kita tanggung. Pertama bahwa kita tidak melaksanakan salat fardu, yang kedua kita melaksanakan salat bukan karena Allah tapi karena tetangga. Ingat, hidup di dunia hanya sementara maka berbuatlah yang sesuai dengan tuntunan agama supaya bekal kita menuju ke alam yang kekal abadi akan semakin banyak.

Demikian 8 Kesalahan yang Dilakukan Tanpa Disadari Saat Puasa Ramadhan dan Idul Fitri, semoga kedepanya kita bisa membenahi diri agar menjadi lebih baik lagi.

Jumat, 03 Juli 2015

Daftar Nama dan Alamat Panti Asuhan di Jakarta

 

Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, maka dari itu sekiranya sangat disayangkan apabila dilewatkan begitu saja. Mari kita tingkatkan amal ibadah kita salah satunya yakni menyantuni anak yatim piatu. Pahala menyantuni anak yatim piatu sangatlah luar biasa apalagi di bulan yang suci ini. Lalu kemanakah sekiranya harus mencari para anak-anak yatim piatu? salah satunya yakni di panti-panti asuhan. Ada banyak bertebaran panti-panti asuhan di Ibukota Jakarta, beberapa yang dapat dihimpun antara lain :

  1. Panti Asuhan Assurur, Jl. Raya Kebon Jeruk Samping Puskesmas Kebon Jeruk No. 26 RT. 009/01, Kebon Jeruk, Jakarta Barat RCTI, Telp: 021-5325419/021-99997609, e-mail: pantiasuhan_assurur@yahoo.co.id, Rek. BCA: 4910046336 A/N Husni Thamrin cq. Santunan yatim.
  2. Panti Asuhan Annur Muhiyam – Jakarta, Jl. Bukit Duri Tanjakan Batu No. 9A Tebet, Jakarta Selatan, Telp: 021-8314622, Fax: 021-8314622, Rek. BRI Cabang Keramat: 033501006930503, Rek. BII Cabang Matraman: 2156375599, keduanya atas nama: Yayasan Annur Muhiyam.
  3. Panti Asuhan Nuruz Zaroh, Jl. Fort Timur No.32 RT.01/010 Kel. Koja, Jakarta Utara, Kode Pos: 14220, Telp: 021-43932951, Rek. BRI: 18601000304309, Rek. BNI: 0008060788, keduanya atas nama: Panti Asuhan Kampung Melayu – Jakarta Jl. Kampung Melayu Kecil II no.21 , Jakarta Selatan Telp : 021-8297111
  4. Panti Asuhan Siti Khadijah Al Kubra  Jl. Syukur Rt. 001/08 Lenteng Agung Jagajarsa Jakarta Selatan 12610 Telp. 7868724 , DKI JAKARTA Panti Asuhan Marhamah Jl. Cipinang Cempedak I No. 11, Jakarta Timur 13340 Telp: 819 5809. 
  5. Panti Asuhan As Salafi Jl. Otista II, Jatinegara Jakarta Timur
  6. Yayasan Nurul Jalal Jl.Warakas V Gang 2 No.81 – Jakut  Up.Bpk.H.Herman (HP : 021 – 93246776)
  7. Panti Asuhan At Taqwa Jl. Dukuh Timur 59, Jakarta Telp. 440-0947 / 440-1550
  8. Panti Asuhan Muhammadiyah Jl. Rukem II / 13, Jakarta Telp. 471-8249
  9. Panti Asuhan Yatim Piatu “Harapan Remaja “ Jl. Tenggiri 37, Jakarta Telp. 489-0170
  10. Panti Asuhan “Nurul Zahroh” Jl. Pord. Timur No. 32 Tanjung Priok Jakarta Utara Telp. 492951
  11. Panti Asuhan “Pusaha 26″ Jl. Raya Cilincing No. 10 Cillincing Tanjung Priok, Jakarta Utara Telp. 440 5282
  12. Panti Asuhan Al Arif Jl. Kalibaru Brt VII/23 Tlp. 4414306
  13. Yayasan AULIA (rehabilitasi anak jalanan) Jl. Sunter Mas Tengah II Blok g/7 Jakarta Utara Tlp 6507551
  14. Taman Si Boncel Jl. Mohamad Kahfi II, Desa Putra, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telp. 727 1014 / 727 0288
  15. Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Nusantara Foundation Jl. Karbela II / 31, Jakarta Telp. 520-2569 / 526 8802
  16. Panti Sosial Bina Karya Bangun Daya 02 Kedoya Jl. Kembangan Raya, Jakarta Telp. 581-4256
  17. Panti Asuhan Annajah Jl. Cileduk Raya 10, Jakarta Telp. 726-1594
  18. Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa I Jl. Kemuning Raya 17, JakartaTelp. 540-1773
  19. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia Jl. Gudang Air 25, Jakarta Telp. 840-4070
  20. Yayasan Khusnul Khatimah Jl. Jati Bening 2 / 1B, Jakarta Telp. 848-2301
  21. Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Jl. KH Mas Mansyur 65, Jakarta Telp. 392-0376 / 314-2924
  22. Panti Sosial Bina Remaja Putra Utama 03 Klender  Jl. KH Maisin 107 Telp. 861-4102
  23. Panti Asuhan Yatim Piatu Putra Nusa Jl. Penjernihan I / 11, Jakarta Telp. 570-4198 / 573-5871 / 572-0068
  24. Yayasan Yatim Piatu “Al-Barkha” Jl. Jatimakmur No. 149 Pondok Gede, Jak-Tim Telp. 846 6121
  25. Panti Asuhan Yayasan Amal Wanita Jl. Laksamana L. RE Martadinata 37- Jakarta Telp. 740-2208
  26. Panti Sosial Asuhan Anak Sosial Anak Tunas Bangsa 01 Jl. Raya Binamarga 79, Jakarta Telp. 844-5651 c/p Ibu Tarsih / Ibu Budi
  27. Santunan Amal Wanita (anak yatim piatu) Jl. Kenanga II No. 75, Jakarta  Telp. 619 3808
  28. Panti Asuhan Nusa Putra Jl. Dukuh Pinggir IX No. 9A Tanah Abang, Jakarta Pusat Telp. 33 4444
  29. Panti Asuhan Putra Nusa Jl. Dukuh Pinggir Gg.IV/9 A Tlp. 3143243
  30. Sana Dharma (anak-anak tuli) Jl. Taman Wijaya Kusuma 3 No. 12 Cilandak – Kebayoran Baru – Jak-Sel Telp. 769 3753
  31. Yayasan “Makna Bhakti” (anak-anak cacat) Jl. Dakota V Kebon Kosong, Kemayoran Jakarta Pusat Telp. 424 9386
  32. Panti Asuhan Tuna Netra “Taman Harapan”  Jl. Dewi Sartika No. 200 Cawang, Jakarta Timur Telp. 8092357
  33. Wisma Tuna Ganda Jl. Raya Jakarta – Bogor Km. 28,5 , Jakarta Telp. 871 0063
  34. Panti Asuhan “Cipayung” Jl. Raya Cipayung Rt. 009 No. 47, Jak-Tim Telp. 840 8652 (Bayi) Telp. 840 8651 (Orang Tua)
  35. Panti Asuhan Putra Setia Jl. Kramat Sentiong 51 Tlp. 3909882
  36. Panti Asuhan Putra Utama I Jl. Dewi Sartika 200 Tlp. 9093687
  37. Panti Asuhan Randhatui Hikmah Jl. Mawar 33 Tlp. 7378050
  38. Panti Asuhan Rawinala Inerbang Raya 38 Tlp. 8090407
  39. Panti Asuhan Remaja Putri Parartasih Jl.Jatinegara Barat 122, Jakarta 13320 Tlp. 8514938
  40. Panti Asuhan Siti Khadijah Ai Qubra Jl. Sjukur Rt.001/08 Tlp. 7868724
  41. Panti Asuhan Sos Desa Taruma Jl. Jambore Rayaubur Rt.08/07 Tlp. 8733679
  42. Panti Asuhan Tanjung Barat Jl. Nangka 3 Tlp. 7818451
  43. Panti Asuhan Terbuka Ar-Rohmah Jl. Japos Graha Lestari 1 Tlp. 7338123
  44. Panti Asuhan Desa Putera Srengseng Sawah, Lenteng Agung Jakarta 12072 Tlp. 7271016
  45. Panti Asuhan Darkas Jl. KH. Wahid Hasyim 25 Tlp. 323478
  46. Panti Asuhan Dr. Samuel Budi Melati 8 A Tlp. 5453638-5452989
  47. Panti Asuhan Kampung Melayu Jl. Kamp.Melayu Kecil II/21 Tlp. 8297111
  48. Panti Asuhan Keluarga Aisyiyah Gg. Eretan 45 Tlp. 3147280
  49. Panti Asuhan Madinaturnajah Jl. Rawa Lele 97 Tlp. 74860304
  50. Panti Asuhan Muhammadiyah Jl. Rukam II/13 Tlp. 4718249
  51. Panti Asuhan Murni Jaya Gg. Pepaya I/10 Tlp. 4408904
  52. Panti Asuhan Muslimin Jaya Gg. Rambuta 5 Tlp. 8355372
  53. Panti Asuhan Parartasi Jl. Jatinegara Barat 122 Tlp. 8514936
  54. Panti Asuhan Pendidikan Islam Yatim Piatu Jl. Darul Altorn 13 Tlp. 7666271

Senin, 06 April 2015

Simple Sedekah

Mungkin sebagian dari kita mempunyai keinginan kuat untuk bersedekah, namun terkadang ketika akan mengeluarkan sedekah tersebut rasanya sangat berat. Jika kita mempunyai keyakinan yang kuat pasti tidak masalah, namun bagi yang masih dalam tahap belajar akan terasa susah. Sebenarnya ada cara yang sangat mudah sekali untuk kita dapat bersedekah.
Caranya yaitu dengan memanfaatkan barang yang ada disekitar kita untuk dijadikan Celengan Sedekah, bisa berupa toples, kaleng bekas, dan lain sebagainya. Namun demikian bukan berarti kita harus memasukan sejumlah uang ke dalam celengan tersebut setiap hari. Karena jika seperti itu sama halnya kita dipaksa untuk sedekah, dan itu juga akan merasa memberatkan.
Lalu bagaimana? terkadang jika kita belanja di warung atau di mana saja kita pasti mendapat kembalian. Baik berupa uang koin maupun kertas dengan nominal yang bermacam-macam. Biasanya sesampainya di rumah, kita hanya meletakkan uang kembalian begitu saja di atas meja. Nah uang kembalian tersebut lebih baik dimasukkan saja ke dalam celengan tersebut daripada hanya ditaruh begitu saja di meja. 
Dengan cara begitu kita tidak akan merasa bahwa kita sedang bersedekah, dan jika sudah beberapa waktu baru uang tersebut kita sedekahkan kepada yang membutuhkan, bisa langsung maupun melalui lembaga-lembaga sedekah yang ada. Dengan merasa bahwa kita tidak sedang bersedekah maka keihklasan kita akan semakin besar apabila kita langsung mengeluarkan uang dalam jumlah banyak untuk bersedekah, karena setan akan selalu menghalangi niat kita untuk berbuat baik.
Simpel kan????

Senin, 16 Maret 2015

Daftar Ambulance Gratis di Jogjakarta

PKPU Jogja
Kantor Cabang Yogyakarta
Jl. Prof DR Sardjito No.4, Yogyakarta, Telp (0274) 561525 Fax (0274) 555041


Sedekah Rombongan 
081-906-800-900


Omah Laskar (LS Jogja):
Jl. Godean Km 9 Ngentak, Margoluwih Seyegan Sleman Yogyakarta. 55561. Telp. (0274) 653 2253 / 0896 7193 7773


Sabtu, 14 Maret 2015

Ambulance Gratis Bagi Siapa Saja yang Membutuhkan

    
     Seiring dengan perkembangan jaman maka kebutuhan akan kesehatan semakin meningkat. Tak heran jika sering kita jumpai di rumah-rumah sakit selalu penuh dengan pasien untuk berobat. Bahkan tak jarang juga pihak rumah sakit sampai kewalahan dan akhirnya menolak pasien. Hal ini menyebabkan pasien harus pontang-panting mencari rumah sakit tak terkecuali bagi pasien yang kurang mampu. Dengan kemampuan yang terbatas mereka harus mobile kesana-kemari meskipun kondisi pasien tidak memungkinkan. Melihat hal yang demikian sungguh miris rasanya, ketika mereka sedang ditimpa kesusahan masih harus ditambah lagi penderitaanya. 

     Dengan alasan tersebut layaklah kiranya HeWi foundation sebagai suatu gerakan sosial untuk membatu mereka yang membutuhkan mempunyai cita-cita yang mulia yakni pengadaan mobil ambulance gratis, dimana ambulance tersebut diharapkan dapat membantu mobilitas bagi pasien khususnya pasien tidak mampu.

     Namun demikian, cita-cita mulia tersebut tak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari para donatur.Untuk itu maka bagi siapa saja yang berkenan untuk menjadi donatur program pengadaan ambulance gratis kami akan sangat bersyukur sekali dan besar harapan kami untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut.

    Bagi yang ingin mendonasikan untuk program pengadaan Ambulance Gratis HeWi foundation dapat mendonasikannya melalui Rekening Dompet Peduli HeWi foundation yang tertera pada blog ini. Silahkan mendonasikan dengan ketentuan menambahkan nominal angka 11 pada dana yang Anda transferkan (contoh : Rp 100.011,-)
Terimakasih, semoga donasi Anda menjadi amal ibadah yang akan bermanfaat kelak.

Kamis, 26 Februari 2015

Heran, mengapa bayi pengemis selalu tertidur?


 Dekat stasiun di sebuah kota besar duduk seorang wanita dgn usia yg tak diketahui. Rambutnya kotor, kepalanya tertunduk dalam kesedihan.

Wanita itu duduk di lantai kotor dan di sampingnya terletak sebuah tas. Dalam tas itu orang melempar uang. Di tangan wanita, tidur seorang bayi berusia dua tahun. bayi itu berpakaian kotor.

Banyak orang yang lewat akan memberikan uang. Kami selalu merasa kasihan pada orang kurang beruntung. Kami siap untuk memberikan orang-orang malang itu kemeja terakhir kami, uang terakhir kami di dalam kantong tanpa ragu ragu.

Aku berjalan melewati seorang pengemis selama satu bulan . Tidak memberikan uang, karena saya tahu bahwa ini adalah geng yang dioperasikan dan uang yang dikumpulkan oleh pengemis akan diberikan kepada siapapun yang mengontrol pengemis di daerah tersebut, orang-orang yang memiliki banyak properti mewah dan mobil.

Sebulan kemudian, saya berjalan melewati pengemis, seketika saya merasa terkejut.

saya di persimpangan yang sibuk, menatap bayi, berpakaian seperti biasa yang sangat kotor. Saya menyadari bahwa itu tampak aneh, menemukan seorang anak kecil di sebuah stasiun kotor dari pagi hingga sore.

Bayinya tidur. Tidak pernah menangis atau menjerit , selalu tertidur, mengubur wajahnya di lutut seorang wanita yang disebut ibunya.

Apakah salah satu dari Anda memiliki anak-anak antara usia 1 sampai 3? Apakah Anda ingat bagaimana mereka tidak dapat tidur lebih dari 2 jam pada suatu waktu? Namun, anak-anak ini selalu tertidur. Selalu! Oleh karena itu kecurigaan saya tumbuh.

"Kenapa dia tidur sepanjang waktu?" Aku bertanya (kepada pengemis), menatap bayi.

Pengemis pura-pura tidak mendengar saya. Dia menunduk dan menyembunyikan wajahnya di kerah jaket lusuh nya. Saya mengulangi pertanyaan itu. Wanita itu mendongak , melhat saya, seakan kesal dengan pertanyaan saya.
"B*ngs*t" , bibirnya bergumam.

Di belakangku seseorang menaruh tangannya di bahuku. Aku menoleh ke belakang . Seorang pria tua itu menatapku tidak setuju: "Apa yang Anda inginkan darinya? kamu tidak melihat seberapa keras kehidupannya?." Dia mengambil beberapa koin dari sakunya dan melemparkannya ke kantong pengemis tsb.

Pengemis itu menunjukkan raut wajah wajah berterima kasih dan kesedihan pada
umumnya. Orang itu melepaskan tangannya dari bahuku dan berjalan keluar dari stasiun.

Hari berikutnya aku menelepon teman. Dari teman saya, saya berhasil menemukan bahwa pengems itu adalah bisnis, meskipun terlihat spontanitas, jelas terorganisir dan diawasi oleh lingkaran organisasi kejahatan.

Anak-anak yang digunakan adalah anak hasil "menyewa" dari keluarga pecandu alkohol, atau hasil penculikan.

Saya membutuhkan jawaban atas pertanyaan - mengapa bayi tidur? Dan saya mendapatkannya. Teman saya mengatakan kepada saya dengan suara tenang, "Mereka diberikan heroin, atau vodka"

Aku tercengang . "Siapa yang diberikan heroin atau vodka?!"

Dia menjawab, " Anak itu, sehingga ia tidak berteriak. Wanita itu akan duduk sepanjang hari dengan dia, bayangkan bagaimana anak itu mungkin bosan?"

Dalam rangka untuk membuat bayi tidur sepanjang hari, ia dicekokin dengan vodka atau obat-obatan. Tentu saja, tubuh anak-anak tidak mampu mengatasi bahan2 keras tersebut. Dan anak-anak seringkali tewas. Hal yang paling mengerikan - kadang-kadang anak-anak meninggal selama "hari kerja" . seorang "ibu" harus memegang mayat anak kecil di tangannya sampai malam. Ini adalah aturan. Dan oleh orang yang lewat akan diberikan beberapa uang ke kantong pengemis, dan percaya bahwa mereka melakukan perbuatan baik. Membantu ibu tunggal.

Hari berikutnya saya sedang berjalan di dekat stasiun yang sama. Aku membawa identitas jurnalistik, dan sudah siap untuk pembicaraan serius. sayangnya pembicaraan tidak be rhasil. Namun, terjadi hal ini:

Seorang wanita sedang duduk di lantai dan di tangannya seorang anak kecil. Aku bertanya pertanyaan tentang akte kelairan anak, dan yang paling penting, di mana anak kecil kemarin yang ia diabaikan.

Kelakuan saya diprotes oleh orang yang lewat. Saya diberitahu bahwa saya sudah gila karena berteriak pada pengemis miskin dengan seorang anak. Pada akhirnya, saya dikawal keluar dari stasiun dalam kehinaan. Satu hal yang tersisa adalah untuk memanggil polisi. Ketika polisi tiba, pengemis dengan bayi menghilang .

Bila Anda melihat seorang wanita dengan seorang anak, mengemis, berpikir sebelum Anda menyumbangkan. Pikirkan tentang hal itu, jika bukan karena ratusan ribu pemberi sedekah, bisnis seperti ini sudah mati. Bisnis akan mati dan bukan anak-anak. Jangan melihat anak yang sedang tidur dengan kasih sayang. Lihat horor. Karena Anda membaca artikel ini , Anda tahu sekarang mengapa anak tersebut tidur di tangan pengemis.

Silakan berbagi ini. Dan ketika Anda memutuskan lagi untuk menyumbang ke pengemis, ingat bahwa amal yang anda lakukan bisa jadi kematian bagi anak kecil lainnya.

SUMBER : http://www.pekanews.com/2015/02/tahukah-anda-mengapa-bayi-pengemis.html

Selasa, 24 Februari 2015

Penderita Tumor Butuh Bantuan

TUMOR, mendengar kata tersebut pasti kita akan berpikiran tentang sebuah penyakit yang cukup membahayakan, apalagi jika dimensinya cukup besar. Namun demikian apa sebenarnya tumor tersebut?.

Dalam bahasa medis, tumor adalah terbentuknya neoplasma yang disebabkan oleh pertumbuhan atau regenerasi sel tubuh yang tidak wajar. Namun, pengertian tumor semacam ini bisa jadi sangat sulit dimengerti oleh masyarakat umum.
Bayangkan begini. Pada tangan Anda tiba-tiba muncul sebuah benjolan yang aneh. Nah, benjolan  dalam organ tertentu dalam tubuh Anda itulah yang disebut dengan tumor.

Benjolan tersebut muncul karena tidak normalnya pertumbuhan sel dalam organ tersebut. Idealnya, sel baru berfungsi untuk menggantikan sel lama yang sudah waktunya "pensiun". Akan tetapi karena sel baru yang menggantikan sel lama tersebut muncul secara tidak seimbang, akibatnya memicu terjadinya penyakit tersebut.

Karena muncul benjolan, maka hal itu juga menganggu keseimbangan fungsi organ itu sendiri. Akibatnya, organ tak berfungsi sebagaimana seharusnya dan mempengaruhi kondisi tubuh secara umum. 

Sebagaimana dialami oleh Ny Nunik Hardaningsih dimana ia sudah menderita tumor cukup lama dan selama menderita penyakit tersebut belum pernah ada penanganan medis yang serius. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ekonomi sehingga tidak mampu untuk menjalani pengobatan. Alih-alih untuk berobat, untuka kebutuhan sehari-hari saja masih kekurangan.

Saat crew HeWi foundation mendatangi rumah Ny.Nunik terlihat rumahnya sangat kurang layak, dinding rumah yang semi permanen serta lantai rumah yang masih tanah. Hal ini menyebabkan penderitaan Ny.Nunik semakin menjadi.

Saat ini pasien tersebut telah dirujuk ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta, dan sarankan untuk segera dioperasi, mengingat kondisinya sudah mengkhawatirkan. 
Namun demikian besarnya biaya baik saat operasi maupun pasca operasi dirasa sangat memberatkan bagi keluarga, mengingat pekerjaan dari suami pasien hanya seorang buruh di pasar.

Dengan demikian maka HeWi foundation mengajak rekan-rekan semua yang ikhlas menyisihkan sebagian penghasilan untuk membantu Ny.Nunik dalam menjalani pengobatan.
Berikut profil dari Ny.Nunik


Nama              : Nunik Hardaningsih
Umur               : 51 tahun
Alamat            : Jl Selis I RT 003 RW 005 Bandung, Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah
Pekerjaan       : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa        : Tumor Padat
Nama Suami   : Waluyo
Pekerjaan       : Buruh di pasar
Total biaya yang dibutuhkan : Kurang lebih Rp 15.000.000,- (Perkiraan)


Donasi dapat langsung ditranfer ke rek. Dompet Peduli HeWi foundation (jangan lupa untuk menambahkan nominal angka 8 pada digit terakhir).
Atau dapat disalurkan langsung ke sekretarian HeWi foundation dengan menghubungi no 0815-7883-2020.
Bisa juga dengan memberikan langsung kepada pasien denga alamat yang tertera di atas.

Kamis, 19 Februari 2015

Diremehkan, Pengusaha Ini Menaiki Becak Serahkan Sedekah 300 Juta


Jangan sekali-kali menilai seseorang yang baru kita temui hanya dari penampilan fisiknya. Jangan pernah mengagumi seseorang yang baru pertama kali ditemui hanya lantaran mobil yang dinaiki, jas keren yang dikenakan atau wajah nan rupawannya.
Sebaliknya, jangan meremehkan seseorang hanya dari penampilan fisiknya yang sederhana. Sebab, Allah Ta’ala melalui Rasulullah sudah menyarankan agar kita menilai seseorang dari kualitas agama dan akhlaknya.
Terkisah di sebuah daerah yang sedang mengumpulkan dana untuk membangun masjid. Bertahun-tahun panitia berupaya mengumpulkan dana dengan berbagai cara, nyatanya penduduk setempat belum tergerak hatinya. Alhasil, pembangunan pun berhenti.
Hingga suatu hari datanglah seorang dengan penampilan ala kadarnya ke rumah ketua panitia pembangunan masjid. Setelah menjawab salam, ketua panitia terlebih dahulu melihat ke halaman rumahnya sebelum mempersilakan tamunya untuk duduk.
Ia ingin memastikan, kendaraan apa yang dipakai oleh tamunya yang berpenampilan tak meyakinkan itu. Setelah menyapu seisi halaman dengan pandangannya dan tak dijumpai motor ataupun mobil, rupanya terbersit dalam benaknya, “Ngapain orang miskin ini datang ke rumah?”
Setelah berbincang beberapa menit, tamu yang nampak miskin itu bertanya, “Berapa dana yang dibutuhkan untuk merampungkan pembangunan masjid itu?” Dengan nada meremhkan, sang ketua panitia pembangunan masjid menjawab santai, “Sekitar 300 junta sih…”
Tamu itu pun berpamit sembari menyerahkan nomor ponsel. Pesannya sebelum pergi, “Kalau ada waktu, tolong sempatkan ke Kantor Agama. Besok atau lusa. Sebelum datang, hubungi saya di nomor tersebut.” Lanjutnya berpesan, “Semoga ada rezeki untuk menyelesaikan pembangunan masjid ini.”
Malamnya, ketua panitia berkisah kepada panitia lain tentang kejadian yang dialaminya sore itu. Mendengar kisah tersebut, ada yang menimpali dengan ketus, “Ah, abaikan saja orang itu. Dapat uang dari mana sehingga ia bisa bersedekah untuk masjid kita?!”
Alhasil, siang harinya sang ketua panitia tak berniat mendatangi Kantor Agama setempat sebab perasaan meremehkan itu.
Qadarullah, ada salah satu jamaah masjid yang minta ditemani ke show room untuk mengambil mobil yang sudah dipesan beberapa bulan lalu. Maka berangkatlah keduanya menuju show room yang letaknya tak jauh dari Kantor Agama.
Selesai urusan di show room, keduanya bergegas pulang. Namun, sang ketua panitia berkata kepada rekannya itu, “Gimana kalau kita hubungi orang yang katanya mau nyumbang itu?” Meski hendak menolak sebab meragukan, sang rekan akhirnya mengiyakan.
“Assalamua’alaikum,” kata ketua Panitia pembangunan masjid melalui telepon.
Lanjutnya setelah mendengar jawaban, “Pak, jadi memberikan sumbangan?”
“Tapi,” lanjutnya dengan nada sombong, “Saya tunggu jam 11 tepat di Kantor Agama.” Ancamnya kemudian, “Jika bapak terlambat, saya enggan menunggu sebab banyak urusan lain.”
Jam sebelas lewat lima menit, ketika ketua panitia dan rekannya itu hendak pulang, datanglah sosok yang ditunggu menaiki becak.
Begitu sampai di dekat kedua orang yang telah menunggunya, sosok sederhana itu langsung berkata, “Maaf saya terlambat. Mari langsung masuk ke Kantor Agama.” Ia pun berlalu, diikuti dua orang yang tengah menunggunya.
Sesampainya di dalam, ia mengeluarkan sejumlah uang dari tasnya sembari meminta petugas Kantor Agama untuk menghitung uang sekaligus membuat surat serah terima. Katanya santai, “Saya menyumbang atas nama Hamba Allah. Tidak usah ditulis nama saya. Pencatatan ini hanya sesuai perintah al-Qur’an untuk mencatat semua transaksi.”
Kemudian yang membuat kedua orang itu terhenyak, jumlah uang yang diserahkan untuk sedekah pembangunan masjid itu, jumlahnya tepat tiga ratus juta. Hal itu pula yang membuat keduanya malu sebab meremehkan sosok yang nampak miskin itu.
Rupanya, sosok sederhana itu adalah seorang pengusaha sukses. Beliau menjalankan usaha perkebunan kopi. [Pirman] 

Minggu, 15 Februari 2015

JASA MEMBELIKAN MAKANAN UNTUK PENUNGGU PASIEN RUMAH SAKIT

Bagi Anda penunggu pasien di rumah sakit yang tidak bisa meninggalkan pasien untuk sekedar membeli makanan, Kami siap membantu. 

Cukup dengan SMS/WA ke no 0815-7883-2020.
Format SMS/WA :
beli : (pesanan Anda)
ke : (nama dan alamat tujuan)

Contoh :
beli : sate ayam 2 porsi+nasi (Sate Samirono)
ke : Dedi Pav. Amarta 211 Sardjito
(Jangan lupa menuliskan pesanan dan alamat dengan jelas)

Pembayaran dilakukan saat pesanan sudah disampaikan.

Biaya jasa antar Rp 10.000/jenis dan Rp 5.000 untuk jenis kedua dst.

Jam operasional (sementara)
pukul 16.00 s/d 21.00 WIB 

SMS ONLY!

supported by : HLC (HeWi Laundry and Courier)